JANGAN MIMPI DITERIMA DI UNILA JIKA TAK BELAJAR, ITU DULU

Minggu, 8 Januari 2023 19:16 WIB

Share
Foto Pribadi/Poskota Lampung
Foto Pribadi/Poskota Lampung

OLEH KHAIRUDDIN *

PENELUSURAN Minat dan  Kemampuan Akademik (PMDK) dan Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (Sipenmaru), dua kalimat yang masih saja tersimpan rapi di benak saya meski sudah 35 tahun berlalu. Kala itu, saya ditakdirkan oleh Sang Maha belajar di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) kebanggaan semua orang di Bumi Ruwa Jurai. Ya, kampus itu bernama Universitas Lampung atau akrab disebut Unila. 

Soal PMDK dan Sipenmaru, dua jalur maha penting itu sepanjang tahun wajib dilaksanakan  semua Perguruan  Tinggi Negeri (PTN) di Bumi Pertiwi ini ketika akan menerima peserta didik baru yang bernama mahasiswa tanpa kecuali Unila. Dengan dua sistem itu, semua PTN dan maaf saya tak bermaksud merendahkan Perguruan Tinggi Swasta (PTS),  berlomba mencari dan mencetak orang  hebat dan pastinya punya kemampuan diatas rata-rata. 

Dengan dua cara itu pula tak semua lulusan SMA atau sederajat  dapat menerobos kokohnya dinding kampus tempat bersemayamnya para profesor dan dosen hebat dengan berbagai disiplin ilmu. Bagi peserta yang berhasil atau lulus, adalah mereka orang cerdas dengan kemampuan diatas rata-rata. 

Kendati masa itu mungkin sudah ada kebiasaan buruk "titip menitip" dari orang berpengaruh agar anaknya, kerabat atau tetangga bisa kuliah di Unila. 

Setelah diterima dan kuliah berjalan normal, seleksipun  terus berlanjut. Tahun kedua atau semester IV bagi mahasiswa yang tak menuntaskan 40 Sistem Kredit Semester (SKS) atau Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tak mencapai 2,00, tanpa ampun, mahasiswapun harus menelan pil pahit alias "drop out" (DO). 

Bukan cuma itu, bagi mahasiswa yang tak mampu menuntaskan kuliahnya hingga semester XIV atau 7 tahun, maka DO pun berlaku bagi dirinya. 

Jadi, kalau mau selesai dengan baik dan jadi sarjana, masa itu  tak ada kata lain adalah belajar dan belajar. Meskipun hubungan dengan dosen Pembimbing  Akademik (PA) atau dosen mata kuliah, jika hasil ujian dapat nilai "E" ya "E", artinya tidak lulus.

Jadi, masa itu untuk meraih nilai A,B,C bukan perkara mudah. Harus berjuang mati-matian. Seorang dosen tak kenal kompromi. Meskipun ada sebagian dosen yang masih "ewuh pekewuh" karena mahasiswa itu keluarga pejabat atau keluarga dosen.

Lantas, bagaimana kondisi kampus saat ini. Apakah itu soal kualitas, kuantitas atau sistem. Soal kualitas dan kuantitas, kita yakin mahasiswa era digital dewasa ini hebat-hebat. Mereka tak lagi kenal mesin tik Brother atau pensil 2 B. Semuanya tinggal buka "Mbah Google" dan sudah tersaji dengan lengkap. 

Halaman
Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar
Berita Terpopuler