Dang Ike yang Tak Pernah Mau Pensiun Mendengar Suara Rakyat

Sabtu, 23 Juli 2022 14:58 WIB

Share
Diskusi semakin dekat dan lancar dipasok nasi uduk tengah malam (Foto Ist/Poskota Lampung)
Diskusi semakin dekat dan lancar dipasok nasi uduk tengah malam (Foto Ist/Poskota Lampung)

CATATAN HERMAN BATIN MANGKU"

LAMPUNG.POSKOTA.CO.ID -- Ike Edwin M Bunyamin sudah purna bakti. Namun, polisi yang pangkat terakhirnya irjen dan sederet gelar akademik (Drs, Dr, SH, MH, MM) tak mengenal kata pensiun dalam berbakti kepada bangsa dan negaranya.

Mantan Kapolda Lampung (2016) ini setidaknya terus berjuang membela kepentingan rakyat, soal tanah sampai masalah-masalah sosial lainnya. Dia juga mendedikasikan dirinya untuk terus bersilaturahmi, pasang telinga permasalahan rakyat, dan tetap merawat adat istiadat.

Kepada Poskota Lampung saat silahturahmi ke kediamannya, Lamban Gedung Kuning (LGK), pintu masuk kawasan Kota Baru, Sukarame, Kota Bandarlampung, hampir tiga pekan lalu (5/7/2022), Ike mengatakan adat istiadat itu fondasi asli kehidupan sosial kemasyarakatan.

"Local genius, kekayaan budaya lokal itu, sudah mengatur tata kehidupan masyatakat sebelum adanya KUHP dan segala peraturan turunannya," ujar Dang Gusi Ike Edwin atau ada juga yang memanggilnya hanya dengan Dang Ike, 

Demikian pula di Provinsi Lampung, adat istiadat bisa membantu pemecahan berbagai masalah sosial kemasyarakatan, kata tokoh adat bergelar Suttan Raja Lampung dari Kabupaten Waykanan, Pangeran Gusti Raja Mangkunegara dari Kabupaten Pesawaran, Karaeng Makulle dari Sulsel. dll.

Dia mencontohkan kebijakan "restorative justice" itu jelas mengambil nilai-nilai lokal yang jika terjadi permasalahan kecil bahkan bisa jadi masalah besar dipecahkan lewat rembukan, tak perlu lagi masuk ranah hukum formal.

Dalam adat sudah lama adanya "restorative justice" itu lewat musyawarah adat, rembuk pekon, sampai sanksinya hanya berupa denda. Mereka yang berselisih biasanya kemudian "bermuary" atau sudah saling menganggap satu sama lain jadi saudara. 

Saat menjabat Kapolda Lampung, pendekatan prinsip-prinsip adat dilakukannya sehingga konflik berlarut dapat cepat diselesaikannya lewat pendekatan adat dan rajin-rajin "anjau silau", silaturahmi dengan banyak pihak.

Prinsip itu yang masih diterapkannya hingga kini, dia terus dan terus menerus menyapa masyarakat. "Walau kita ini beda agama, beda sukunya tapi kita ini kan hidup untuk kebaikan, ketentraman, kedamaian, saling menghormati,” tandasnya.

Halaman
Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar
Berita Terpopuler